Sabtu, 28 April 2012

versi galau

kamu tau gak kalau aq syank bgt dec qmu.....
berharap qmu bsa dkat dagn_q sampai kpan pun...
lope you

Senin, 30 Januari 2012



 
PANTAI PLENGKUNG


Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, memiliki pantai sepanjang 175 kilometer yang berbatasan dengan Selat Bali dan Selat Madura. Di alur pantai tersebut terdapat sekitar 21 obyekwisata bahari yang sering dikunjungi wisatawan. Dari sekian banyak obyek wisata bahari tersebut salah satu diantaranya adalah Pantai Plengkung atau biasa disebut juga sebagai G-Land. Huruf “G” pada kata G-Land berasal dari kata Grajakan, nama sebuah teluk di tempat itu yang terkenal memiliki ombak yang besar. Bagi pemerintah Kabupaten Banyuwangi Pantai Plengkung merupakan salah satu obyek wisata yang masuk dalam “segi tiga berlian” yang dijadikan sebagai andalan sumber pemasukan dana dari sektor pariwisata. Obyek wisata lain yang masuk dalam “segi tiga berlian” Banyuwangi adalah kawah Gunung Ijen yang memiliki pemandangan indah dan unik. Dan, yang terakhir adalah Pantai Sukamade yang terletak di taman nasional meru betiri (sekitar 100 kilometer barat daya Kota Banyuwangi). Pantai Sukamade merupakan habitat dan penangkaran penyu. Di pantai tersebut terdapat empat jenis penyu, yaitu: penyu blimbing, penyu slengkrah, penyu hijau dan penyu sisik.

Untuk menuju lokasi pantai yang jaraknya sekitar 86 kilometer dari Kota Banyuwangi, dapat dicapai melalui dua rute (menggunakan angkutan umum). Rute pertama, dari Kota Banyuwangi menuju Kalipahit sejauh 59 kilometer (menggunakan bus umum). Setelah itu, dari Kalipahit menuju ke Pasaranyar sejauh 3 kilometer (menggunakan ojek). Selanjutnya, dari Pasaranyar menuju ke Trianggulasi lalu ke Pancur hingga sampai ke Plengkung sejauh 24 kilometer (menggunakan mobil khusus). Sedangkan, rute kedua dari Kota Banyuwangi melalui Benculuk menuju ke Grajakan sejauh 53 kilometer dengan menggunakan bus umum. Selanjutnya, dari Grajakan langsung ke Plengkung melalui laut dengan menggunakan speedboat. Selain dari Banyuwangi, lokasi pantai ini juga dapat dicapai dari Benoa, Bali, menggunakan jetfoil, dengan catatan apabila laut sedang ramah (ombaknya tidak tinggi).

Pantai Plengkung merupakan suatu obyek wisata yang tidak hanya memiliki panorama yang indah, tetapi juga dikenal sebagai pantai yang cocok untuk olahraga selancar air (surfing) karena memiliki ombak yang besar. Konon, bagi sebagian wisatawan mancanegara, ombak di pantai ini, khususnya pada bulan Mei hingga Oktober, dianggap sebagai terbaik kedua setelah arena selancar air di Hawaii. Sebagai catatan, di Pantai Plengkung pernah diadakan lomba selancar air (surfing) tingkat internasional yang dikenal dengan “Banyuwangi G-Land International Team Challenge”. Lomba itu diikuti oleh 12 tim selancar air dari delapan negara dengan jumlah atlet 86 orang. Mereka antara lain berasal dari Australia, Prancis, Inggris, Amerika, Selandia Baru, dan Indonesia yang diwakili oleh atlet selancar dari Bali.

Di sekitar Pantai Plengkung juga terdapat obyek wisata lain yang menarik, terutama bagi mereka yang senang bertualang, yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Taman Nasional Alas Purwo yang “memangku” Pantai Plengkung ini merupakan suatu kawasan ekosistem hutan tropis dataran rendah dengan vegetasi hutan pantai dan mangrove. Selain Plengkung, di kawasan Alas Purwo itu juga terdapat Pantai Trianggulasi dan Pancur. Dari kedua pantai itu juga bisa disaksikan panorama indah terbenamnya Matahari.

Namun sayangnya, obyek wisata di kabupaten yang menyebut dirinya sebagai The Real Tropical Country (Bumi Tropis Senyatanya) itu belum terbenahi secara rapi, terutama pada sarana jalan dan transportasi. Banyak wisatawan yang mengeluh betapa sulitnya mencapai Pantai Plengkung, Kawah Ijen, Pantai Sukamade, dan Taman Nasional Alas Purwo dengan menggunakan kendaraan umum. Selain itu, rambu-rambu petunjuk ke berbagai obyek wisata itu juga sangat minim, sehingga agak sulit bagi wisatawan yang ingin berkunjung.







BANYUWANGI

Pulau Merah adalah sebuah pulau berbentuk bukit kecil dekat pantai dengan pantai berpasir putih sepanjang kurang lebih 3 km.

Pantai Pulau Merah terletak sekitar 60 kilometer dari Kota Banyuwangi ke arah selatan. Perjalanan yang membutuhkan waktu dua setengah jam.

Sebagian kawasan pantai Pulau Merah berada di kaki Gunung Tumpang Pitu, yang menjulang ratusan meter, yang juga merupakan kawasan hutan lindung
Pantai Pulau Merah juga memiliki ombak yang bagus untuk surfing. Ketika laut surut, para pengunjung dapat mengunjungi tempat ini dengan berjalan kaki menikmati eunikan berupa gunung kecil yang berada ditengah pantai yang warna tanahnya berwarna merah, karena itu dinamakan pantai Pulau Merah

Di sebelah timur pantai terdapat pegunungan, yang konon kabarnya mempunyai kekayaan alam yang tersembunyi. ke sebelah selatan pulau kita dapat menikmati indahnya sunset di sore hari. +- 50 meter ke barat terdapat pelabuhan pelelangan ikan yang cukup besar.

Pantai pancer pada tahun 1996 pernah terjadi bencana alam yang sangat besar yaitu Tsunami, Tak sedikit warga pantai Pulau Merah yang menjadi korban saat itu, namun,  keindahan pulau merah kembali pulih dengan ciri khasnya yang mungkin satu-satunya di banyuwangi.

Di area ini, dekat dengan pantai, ada pura yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk penyelenggaraan upacara Mekiyis, yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh umat Hindu.

Kawah Ijen, Bondowoso
Kawah Ijen, Tambang Belerang Tradisional

Pemandangan spektakular pada ketinggian 30,000ft dari jendela sebelah kiri pesawat Surabaya-Denpasar melahirkan sebuah pertanyaan tentang lokasi sebuah danau berwarna hijau tosca di ketinggian 2,000-an meter. Danau tsb sepertinya berada didalam kawah dengan dinding kaldera setinggi 300-500m. Sebuah puncak gunung menjulang berada disampingnya. Asap putih yang mengepul dari salah satu kawahnya membumbung tinggi ke udara, menjadikannya kontras dengan lingkungan sekitarnya yang berwarna hijau jade.

Kawah tsb. ternyata bernama kawah Ijen, terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Spot ini pernah dipublikasikan dan terkenal di Perancis melalui tayangan Ushuwaia Adventure yang memperlihatkan Nicolai Hulot sang-penjelajah, duduk diatas perahu karet bercerita ttg asal-usul danau Ijen dengan derajat keasaman nol, memiliki kedalaman 200 meter dan volume hampir 40 juta meter kubik, salah satu danau kawah terbesar didunia. Keasamannya cukup kuat untuk melarutkan pakaian dan jari jemari. Pandangan bird view kamera helikopter itu kemudian beralih ke tepi kaldera yang memperlihatkan penambang2 kawah ijen sedang berjuang mendaki memikul puluhan kilogram muatannya.

Kawah Ijen ternyata mudah untuk dikunjungi melalui Banyuwangi atau Bondowoso. Keunikan yang utama dari wisata Kawah Ijen selain dari pada panoramanya yang sangat indah adalah melihat penambangan belerang tradisional yang diangkut dengan cara dipikul tenaga manusia. Penambangan tradisional ini konon hanya terdapat di Indonesia saja (Welirang dan Ijen). Beban yang diangkut masing-masing per orangnya sampai seberat 85kg. Beban ini luar biasa berat buat kebanyakan orang, manakala belerang diangkut melalui dinding kaldera yang curam dan 800m menuruni gunung sejauh 3km. Penghasilan yang diterima seorang pemikul rata-rata 25 ribu rupiah per harinya, atau sekitar 300 rupiah per kilonya. Seorang pemikul biasanya hanya mampu membawa turun satu kali setiap harinya, karena beratnya pekerjaan. Beberapa ratus meter terdapat sebuah bangunan bundar kuno peninggalan Belanda bertuliskan “Pengairan Kawah Ijen”, yang sekarang disebut sebagai Pos Bundar, sebuah pos dimana para penambang menimbang muatannya dan mendapatkan secarik kertas tentang muatan dan nilainya.

Perjalanan wisata ke kawah Ijen, dimulai dari Paltuding 1,600 mdpl, sebuah pos Perhutani di kaki gunung Merapi- Ijen. Dari sini jalan tanah terus menanjak ke ketinggian 2,400m dpl dengan waktu tempuh 2 jam jalan santai. Sepanjang perjalanan banyak berpapasan dengan pemikul belerang yang ramah bertukar salam. Tiba di bibir kawah, pemandangan menakjubkan berada di depan mata. Sebuah danau hijau tosca dengan diameter 1 km berselimutkan kabut dan asap belerang berada jauh dibawah. Penambang-penambang belerang terlihat kecil dari atas. Untuk menuju ke sumber penghasil belerang tsb., kita perlu menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak yang dilalui penambang. Sapu tangan basah sangat diperlukan, karena seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur penurunan.

Didasar kawah, sejajar dengan permukaan danau terdapat tempat pengambilan belerang. Asap putih pekat keluar menyembur dari semacam pipa besi yang dihubungkan ke sumber belerang. Lelehan 600oC fumarol berwarna merah membara meleleh keluar dan membeku karena udara dingin, membentuk padatan belerang berwarna kuning terang. Terkadang bara fumarol menyala tak terkendali, yang biasanya segera disiram air untuk mencegah reaksi piroporik berantai. Batu-batuan belerang ini dipotong dengan linggis dan diangkut kedlm keranjang. Bernapas dlm lingkungan spt. ini dibutuhkan perjuangan tersendiri, para penambang umumnya bekerja sambil menggigit kain sarung atau potongan kain seadanya sebagai penapis udara.

Selain langsung menuju muka danau, berkeliling punggungan kaldera dpt dilakukan dengan memakan waktu kurang lebih seharian penuh. Pendakian ke kawah Ijen umumnya disarankan dimulai pada pagi hari. Demi alasan keamanan, pendakian ke kawah ijen dari Paltuding ditutup selepas pukul 14:00, karena pekatnya asap dan kemungkinan arah angin yang mengarah ke jalur pendakian. Untuk mengejar perjalanan di pagi hari, pengunjung disarankan menginap di lokasi terdekat di Bondowoso, kota pegunungan yang bersih, atau di Situbondo sebuah kota pantai. Jika anda menyukai suasana perkebunan pegunungan, tempat yang berkesan untuk bermalam adalah Guest House Perkebunan Kopi PTP Nusantara XII di Kalisat, Jampit. Guest house ini terletak didalam kompleks perumahan perkebunan pada ketinggian sekitar 1,200 mdpl. Selain itu juga tersedia Pondok Wisata di Paltuding yang cukup bersih, atau membuka tenda di bumi perkemahan Paltuding. Temparature rata-rata di sekitar kawah Ijen adalah 13 oC di siang hari dan 2 oC di malam hari.

Untuk mencapai kawah Ijen saat ini tidaklah terlalu sulit. Terdapat dua cara, pertama melalui kota Banyuwangi sejauh 38 km ke barat melalui Licin, Jambu dan terus ke Paltuding (1,600 mdpl). Cara kedua adalah melalui kota Bondowoso 70 km kearah timur melalui Wonosari, Sempol (800 mdpl) terus ke Paltuding m. Cara kedua ini paling banyak ditempuh orang karena melalui jalan aspal mulus, sedangkan cara pertama melalui jalan makadam penuh tanjakan curam. Turis asing selepas kunjungan di Bromo biasanya datang melalui Bondowoso, meneruskan perjalanan melalui Banyuwangi, Bali dan Lombok.

Rute dari Bondowoso ini melalui daerah terbatas areal perkebunan kopi, dengan tiga pintu gerbang yang berbeda. Di setiap pintu gerbang kita diminta untuk mengisi buku tamu dan tujuan perjalanan. Pemandangan di rute ini sangat bagus, dengan kebun kopi arabikanya yang hijau teratur, hutan pinus Perhutani dan hutan perawan Cagar Alam Ijen-Merapi yang lebat. Kunjungan singkat satu hari dapat dilakukan, namun bermalam di perkebunan kopi adalah pilihan yang tepat. Tersedia paket agro-wisata mengunjungi kebun kopi dan unit pemrosesan biji kopi yang patut dipertimbangkan.


Wisata Alam Banyuwangi
Banyuwangi kaya dengan berbagai tempat wisata yang menarik dan mempesona. Dari alam pengunungan nan eksotik hingga pantai yang indah membuat banyak orang terpukau. Beberapa tempat wisata alam yang menarik telah ditampilkan di situs Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan beberapa Blog para pecinta Banyuwangi maupun Laros yang peduli dengan Banyuwangi.
Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempromosikan pariwisata Alam unggulannya yang berada di tiga daerah yang diberi nama segitiga berlian atau Triangel Diamond. Segitiga Berlian terdiri atas:
●      Kawah Ijen di Area Taman Nasional Baluran, Licin
●      Sukomade di  Area Taman Nasional Meru Betiri, Pesanggaran
●      Plengkung di Area Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo 

Triangle Diamonds adalah branding pada tiga destinasi wisata unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur. Jika ditarik garis lurus yang menghubungkan ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini memang pantas untuk dibanggakan, masing-masing mempunyai keunikan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kawah Ijen dengan kawah belerangnya yang misterius, pantai Plengkung dengan ombak dahsyat dan langka yang disukai para surfer mancanegara serta pantai Sukamade dengan penakaran penyunya yang atraktif, belum lagi tiga taman nasional yang mengelilinginya; Merubetiri, Alas Purwo dan Baluran serta kehidupan masyarakat Osing yang tinggal di dalamnya. Benar-benar paduan destinasi yang mengagumkan yang tidak dimiliki oleh kawasan manapun di dunia.